Suatu hari, seorang pria mendatangi Sayyidina Husein as dengan niat menjebaknya dengan pertanyaan yang sulit. Pria itu, yang berafiliasi dengan pihak yang memusuhi keluarga Nabi SAW, ingin menguji kemampuan cucu Nabi ini. Dia bertanya, “Wahai Husein, bagaimana cara mengetahui Allah itu ada, padahal Dia tidak terlihat oleh mata kita?”

Sayyidina Husein tersenyum bijak dan menjawab dengan pertanyaan balik, “Apakah kau pernah melihat udara?”

Pria itu terdiam sejenak dan menjawab, “Tidak, aku tidak pernah melihat udara. Tapi aku merasakannya saat ia bergerak.”

Sayyidina Husein melanjutkan, “Begitu pula dengan Allah. Kita tidak bisa melihat-Nya dengan mata, tetapi kita dapat merasakan kehadiran-Nya melalui ciptaan-Nya, tanda-tanda-Nya di langit dan bumi, serta keajaiban yang ada dalam kehidupan ini.”

Jawaban sederhana namun mendalam itu membuat pria tersebut terkesan. Dia menyadari bahwa meskipun pertanyaannya bertujuan untuk merendahkan, jawabannya justru menunjukkan kebesaran akal dan kebijaksanaan Sayyidina Husein.

Kisah ini diriwayatkan dalam beberapa buku sejarah dan hikmah Islam seperti Bihar al-Anwar. Hal ini menggarisbawahi kecerdasan sang cucu Nabi Muhammad SAW, Husein dalam menjelaskan konsep-konsep yang sulit dengan cara yang dapat dipahami semua orang.