Dalam sejarah Islam, nama Khadijah binti Khuwailid tidak hanya dikenang sebagai istri pertama Rasulullah ﷺ, tetapi juga sebagai perempuan mulia yang mengorbankan seluruh harta, tenaga, dan hatinya demi tegaknya agama Allah. Ia adalah contoh nyata bahwa kekayaan menjadi mulia ketika digunakan untuk menolong kebenaran.
Perempuan Terhormat di Makkah Khadijah berasal dari keluarga Quraisy yang terhormat dan terpandang. Dikenal sebagai pebisnis sukses, ia mendapat julukan “Ath-Thahirah” (yang suci) karena akhlaknya yang mulia. Sebelum menikah dengan Rasulullah ﷺ, Khadijah adalah wanita mandiri yang mampu mengelola usaha dagang besar hingga ke Syam dan Yaman. Namun, kekayaannya tidak membuatnya sombong. Justru, ia terkenal dermawan, sering membantu fakir miskin, membebaskan budak, dan menolong orang yang tertindas.
Pengorbanan untuk Dakwah Ketika Nabi Muhammad ﷺ menerima wahyu pertama, Khadijah adalah orang pertama yang beriman. Ia menyambut kabar itu dengan penuh keyakinan, menghibur Rasulullah ﷺ, dan menguatkannya di saat banyak orang menolak dakwah beliau.
Tidak hanya dengan kata-kata, Khadijah mengorbankan seluruh hartanya untuk mendukung perjuangan Islam. Pada masa boikot Quraisy terhadap kaum Muslimin di Syi’b Abi Thalib, ia rela hidup dalam kesulitan dan kekurangan, walau sebelumnya terbiasa dengan kemewahan.
Dermawan Sejati Khadijah mengajarkan bahwa sedekah yang paling mulia adalah memberikan yang terbaik saat kita masih mencintainya, bukan ketika sudah tidak lagi membutuhkannya. Seluruh kekayaannya digunakan untuk:Menolong fakir miskin dan anak yatim. Membebaskan orang yang ditindas. Mendukung kebutuhan dakwah Nabi ﷺ, mulai dari logistik hingga perlindungan terhadap para sahabat.
Warisan yang Abadi Rasulullah ﷺ tidak pernah melupakan kebaikan Khadijah. Beliau bersabda:”Dia beriman kepadaku ketika orang-orang mengingkariku. Dia membenarkanku saat orang-orang mendustakanku. Dia menolongku dengan hartanya ketika orang-orang menghalangiku, dan Allah memberiku anak-anak darinya.” (HR. Ahmad) Khadijah wafat pada tahun ke-10 kenabian, dalam peristiwa yang dikenal sebagai ‘Aam al-Huzn (Tahun Kesedihan). Meski jasadnya telah tiada, teladan kedermawanannya tetap hidup di hati umat Islam hingga hari ini.
💬 Yuk lanjutkan belajar kisah-kisah teladan lainnya bersama kami! Follow & kunjungi sosial media kami:
✨️Instagram : @14teladanofficial
✨️TikTok: 14.Teladan
✨️Facebook : 14_Teladan
✨️Web : 14teladan.com
6 Responses
https://shorturl.fm/2TB8W
https://shorturl.fm/AXaqj
https://shorturl.fm/DnmOF
https://shorturl.fm/5Y1OD
https://shorturl.fm/QFBPH
https://shorturl.fm/qnrPM