Allah SWT menggambarkan “kalimah thayyibah” seperti pohon yang baik, akarnya kokoh, dan cabangnya menjulang ke langit (QS Ibrahim: 24).

Ayat ini relevan dengan akhlak mulia Sayyidah Fatimah Az-Zahra as, putri Rasulullah saw, yang mewariskan nilai-nilai agung kepada umat manusia.

Ilmu, Agama, dan Akhlak

Dalam agama, ada ushuluddin (pokok agama) dan furu’uddin (cabang agama). Akhlak juga demikian:

1. Ushul Akhlak (pokok akhlak) meliputi: Syaja’ah (keberanian), Iffah (penjagaan kehormatan)

2. Furu’ Akhlak (cabang akhlak) adalah turunan dari ushul akhlak, seperti jujur dan pemurah.

Syaja’ah dan Iffah Sayyidah Fatimah Az-Zahra as

Sayyidah Fatimah as menunjukkan syaja’ah dalam memperjuangkan haknya, seperti saat berkhutbah di Masjid Nabawi tentang Fadak. Pewarisnya adalah putra-putrinya:

Sayyid Hasan Al Mujtaba RA : Berani berdialog dengan Muawiyah demi melindungi umat.

Sayyid Husein Assyahid RA : Berdiri teguh di Karbala, meski harus gugur.

Sayyidah Zainab RA : Berani berkhutbah di istana Yazid, menegakkan kebenaran.

Beliau juga mewariskan iffah, menjaga kehormatan dengan wasiat agar kerandanya ditutup dan kuburannya dirahasiakan. Pewaris iffah beliau adalah:

Putranya sayyid Hasan Al Mujtaba RA : Selalu sabar terhadap penghinaan dan menjaga penampilannya.

Sayyid Husein Assyahid RA : Menolak berbaiat kepada Yazid demi menjaga kehormatan agama.

Sayyidah Zainab RA : Mempertahankan martabat keluarga Nabi meski menjadi tawanan.

Pengembangan Ushul Akhlak:
Syaja’ah melahirkan sifat seperti jujur, karena orang jujur tidak takut rugi. Iffah berkembang menjadi kesabaran dengan berbagai tingkatannya. Semua ini mengajarkan kita untuk menanamkan ushul akhlak yang kokoh dalam diri, sehingga akhlak kita dapat bertumbuh seperti pohon yang cabangnya menjulang ke langit.

Marilah kita mengambil inspirasi dari Sayyidah Fatimah Az-Zahra as dan mewujudkannya dalam kehidupan sehari-hari. Semoga akhlak kita menjadi cerminan keindahan Islam.