Atas perintah paksa al-Ma’mun, Khalifah Abbasiyah masa itu, Sayyid Ali ar-Ridha as akhirnya meninggalkan Madinah menuju ibukota pemerintahan Khalifah di Khurasan, Iran. Perjalanan itu menempuh jarak yang lama dan berhari-hari.
Agar tak terlihat orang-orang yang nantinya pasti akan mengelu-elukan Ali Ar-Ridho AS, maka al-Ma’mun memerintahkan para prajuritnya untuk membawanya melewati daerah-daerah yang tidak biasa ditempuh orang-orang Madinah untuk menuju Iran. Ketika perjalanan melewati sebuah hutan, Saat itulah beliau melihat seorang pemburu hampir saja membunuh seekor rusa betina.
Sang pemburu itu tengah membidikkan anak panahnya ke arah sang Rusa Betina, ketika Sayyid Ali Ar-Ridho tiba di tempat tersebut. Rusa betina yang telah terpojok tak berdaya memandang beliau dengan tatapan penuh harap. Saat itulah hal gaib terjadi. Rusa betina itu berbicara dalam bahasanya, memohon pertolongan Sayyid Ali Ar-Ridho.
Dalam isyaratnya memahami bahasa si rusa, beliau kemudian mengalihkan pandangannya kepada sang pemburu dan mengatakan padanya untuk melepaskan rusa tersebut. Sayyid Ali Ar-Ridho menjelaskan bahwa sang rusa memiliki anak yang tengah kelaparan. Anak rusa itu tengah menantikan kembalinya sang induk agar bisa menyusu. Beliau juga menjelaskan bahwa rusa tersebut berjanji bahwa setelah menyusui anaknya, ia akan kembali.
Takjub sang pemburu mendengar penjelasan itu. Ia yang tidak mengetahui siapakah sosok di hadapanya, tentu saja ragu. Bagaimana mungkin sosok ini bisa tahu apa yang dipikirkan binatang buruannya itu? Tidak mungkin seorang manusia bisa bercakap-cakap dengan binatang!
Dipandanginya sosok yang terlihat sangat bersahaja di hadapannya, sosok itu memancarkan cahaya kemuliaan. Sungguh rasanya tidak mungkin juga ia berbohong. Tapi, bagaimana mungkin ia melepas begitu saja buruannya?
Sayyid Ali Ar-Ridho yang mengetahui gejolak hati sang pemburu meyakinkannya. Beliau bahkan mengatakan bahwa beliau bersedia menjadi jaminan bagi rusa tersebut. Beliau as akan menunggu bersama sang pemburu sampai sang rusa kembali.
Akhirnya Sang Pemburu menurunkan anak panahnya dan membiarkan Induk Rusa itu pergi. Ia menunggu Induk Rusa kembali di tempat itu. Beliau pun turut serta menunggu bersamanya sebagai jaminan.
Pemburu yang penasaran itu menanti dengan gelisah. Ia tidak yakin rusa tersebut akan kembali. Bagaimana bisa lelaki ini berbicara dengan binatang? Pikirnya lagi-lagi.
Selang beberapa saat menunggu dengan gelisah dan penasaran, pemburu itu terperanjat melihat sang rusa kembali dengan membawa kedua anaknya.
Pemburu itu kagum dengan apa yang terjadi. Dipandanginya Sayyid Ali ar-Ridha as Hatinya terasa bergetar. Rusa itu benar-benar kembali. Bahkan ia datang dengan membawa anaknya. Hal ini jelas sekali membuktikan bahwa sosok mulia ini, tadi benar-benar berbicara dengan sang rusa. Ia mengerti bahasa binatang sebagaimana nabi Sulaiman as.
Tergetar dengan kemuliaan sosok agung di hadapannya, Pemburu itu pun melepaskan induk Rusa dan kedua anaknya.
Kasih sayang Sayyid Ali ar-Ridha as kepada semua ciptaan Allah menjadikan Beliau as tidak pernah menolak siapapun yang memohon pertolongan kepadanya, bahkan saat yang meminta tolong adalah seekor Rusa. Beliau rela menjadikan dirinya sendiri sebagai jaminan. Karenanya Sayyid Ali ar-Ridha as dikenal juga sebagai “Imam Zamin” atau Imam sang Penjamin.
💬 Yuk lanjutkan belajar kisah-kisah teladan lainnya bersama kami!
Follow & kunjungi sosial media kami:
✨️Instagram : @14teladanofficial
✨️YouTube: 14 Teladan
✨️TikTok: 14.Teladan
✨️Facebook : 14_Teladan
✨️Web : 14teladan.com