Brand Image
Search

Tanya Jawab tentang Jalan Hidup

Soal:
Apa yang harus kita perbuat agar kita dapat hidup bahagia?

Jawab:
Al-Quran menjelaskan:
لِّكَیۡلَا تَأۡسَوۡا۟ عَلَىٰ مَا فَاتَكُمۡ وَلَا تَفۡرَحُوا۟ بِمَاۤاٰتٰٮكُمۡ‌ؕ
“(Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan Nya kepadamu.” QS. al-Hadid [57]:23.

Jadilah Anda sebagai orang yang apabila kehilangan sesuatu, tidak larut dalam kesedihan! Begitu pula, ketika diberi sesuatu, Anda tidak perlu terlampau senang atas yang diterima itu! Oleh karena itu, bagi manusia yang bijak, apakah kemudian berpengaruh suatu pemberian atau penerimaan itu pada dirinya?

Seorang pegawai bank, pada satu hari, menerima uang dari penyetor, dan di hari yang lain menyerahkan uang kepada nasabah yang mengambil uang. Di hari pertama itu, ia tidak merasa gembira karena menerima uang. Dan pada hari kedua saat menyerahkan uang, ia pun tidak merasa sedih. Mengapa? Karena ia tahu betul bahwa apa yang dilakukan pada dua hari tersebut, baik menerima maupun menyerahkan uang, tidak lebih dari (tugas) menunaikan pekerjaan (amanat).

Contoh yang lain:
Bergerak terus di tanah atau tidak, boleh dikata, sama saja bagi ban traktor, (Karena bahan ban traktor begitu kuat, tebal, dan keras, sehingga pengaruh gesekan pada tanah hampir tidak berpengaruh kecuali dalam waktu yang sangat lama, bertahun-tahun-peny.). Namun tidak demikian yang terjadi pada ban sepeda. Gesekan yang terjadi karena sering dipakai akan lebih cepat menipiskannya dalam waktu yang tidak lama.

Duduk dan berdirinya seekor burung pipit di atas ranting bunga berpengaruh pada ranting (yakni, ranting bergoyang, atau mungkin bisa patah-peny.). Tetapi tumpuan burung pipit itu tidak akan membawa pengaruh apa-apa ketika ia hinggap di atas dahan utama pohon besar.

Jadi, seorang dikatakan sebagai orang besar ialah karena ia berjiwa besar, yang apabila datang masalah-masalah kecil menerpa, sama sekali tidak berpengaruh pada ketenangan jiwanya.

Imam Husain bin Ali as yang tengah menghadapi puluhan anak panah yang dilepaskan ke arah beliau, di waktu zuhur Asyura (10 Muharram), di saat hawa panas menyengat, setelah beberapa hari tidak meneguk air setetes pun, beliau tetap mendirikan shalat dengan khusyuk. Suatu keadaan jiwa yang sangat jauh berbeda dengan kita, yang begitu ada gerakan kecil saja, sudah menghalangi shalat atau mengganggu kekhusyukan kita.

(Syekh Muhsin Qiraati)

Sumber : telegram

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Picture of admin teladan
admin teladan

Latest post