Sayyidina Musa al-Kazim a.s., yang dikenal sebagai “Babul Hawaij,” memiliki kesabaran dan akhlak mulia yang luar biasa. Salah satu tetangganya di Madinah selalu memusuhi dan menghina beliau tanpa alasan. Orang tersebut sering melontarkan kata-kata kasar dan mencoba memprovokasi Sayyidina.
Suatu hari, orang tersebut jatuh sakit dan tidak ada seorang pun yang datang menjenguknya. Sayyidina Musa al-Kazim mendengar kabar itu, lalu beliau mengambil makanan, obat-obatan, dan mendatangi rumah orang tersebut.
Ketika melihat Sayyidina datang, orang itu merasa malu dan bertanya, “Mengapa engkau datang menolongku, padahal aku selalu memusuhimu?”
Sayyidina tersenyum lembut dan menjawab, “Aku mendengar engkau sakit, dan ini adalah kewajiban seorang Muslim terhadap saudaranya. Akhlak Islam mengajarkan kita untuk membalas keburukan dengan kebaikan.”
Orang itu menangis mendengar jawaban Sayyidina. Sejak hari itu, ia berubah menjadi salah satu pengikut setia Sayyidina Musa al-Kazim.
Pesan Moral:
Kisah ini menunjukkan bahwa akhlak mulia dan kebaikan hati dapat meluluhkan kebencian. Sayyidina Musa al-Kazim mengajarkan kita untuk merespons keburukan dengan kebaikan, karena itulah cara terbaik untuk mengubah hati seseorang dan menyebarkan kasih sayang di tengah masyarakat.